PANDANGAN MOTIVASI DALAM ORGANISASI
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang
individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah
intensitas, arah, dan ketekunan.
Dalam hubungan antara motivasi dan
intensitas, intensitas terkait dengan dengan seberapa giat seseorang berusaha,
tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan
kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai
berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.
Motivasi dalam organisasi
Lima fungsi utama manajemen
adalah planning, organizing, staffing, leading, dan controlling. Pada
pelaksanaannya, setelah rencana dibuat (planning), organisasi dibentuk
(organizing), dan disusun personalianya (staffing), maka langkah berikutnya
adalah menugaskan/mengarahkan karyawan menuju ke arah tujuan yang telah
ditentukan. Fungsi pengarahan (leading) ini secara sederhana adalah membuat
para karyawan melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkan dan harus
mereka lakukan. Memotivasi karyawan merupakan kegiatan kepemimpinan yang
termasuk di dalam fungsi ini. Kemampuan manajer untuk memotivasi karyawannya
akan sangat menentukan efektifitas manajer. Manajer harus dapat memotivasi para
bawahannya agar pelaksanaan kegiatan dan kepuasan kerja mereka meningkat.
Berbagai istilah digunakan untuk menyebut
kata ‘motivasi’ (motivation) atau motif, antara lain kebutuhan (need), desakan
(urge), keinginan (wish), dan dorongan (drive). Dalam hal ini, akan digunakan
istilah motivasi yang diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
mencapai tujuan.
Motivasi menunjuk kepada sebab, arah, dan
persistensi perilaku. Kita bicara mengenai penyebab suatu perilaku ketika kita
bertanya tentang mengapa seseorang melakukan sesuatu. Kita bicara mengenai arah
perilaku seseorang ketika kita menanyakan mengapa ia lakukan suatu hal tertentu
yang mereka lakukan. Kita bicara tentang persistensi ketika kita bertanya
keheranan mengapa ia tetap melakukan hal itu (Berry, 1997).
Suatu organisme (manusia/hewan) yang
dimotivasi akan terjun ke dalam suatu aktivitas secara lebih giat dan lebih
efisien daripada yang tanpa dimotivasi. Selain menguatkan organisme itu,
motivasi cenderung mengarahkan perilaku (orang yang lapar dimotivasi untuk
mencari makanan untuk dimakan; orang yang haus, untuk minum; orang yang
kesakitan, untuk melepaskan diri dari stimulus/rangsangan yang menyakitkan
(Atkinson, Atkinson, & Hilgard, 1983).
Sampai pada abad 17 dan 18, para pakar
filsafat masih berkeyakinan bahwa konsepsi rasionalisme merupakan konsep
satu-satunya yang dapat menerangkan tindakan-tindakan yang dilakukan manusia.
Konsep ini menerangkan bahwa manusia adalah makhluk rasional dan intelek yang
menentukan tujuan dan melakukan tindakannya sendiri secara bebas berdasarkan
nalar atau akalnya.
PANDANGAN
MOTIVASI DALAM ORGANISASI
Pandangan motivasi dalam organisasi dapat dilihat dari tiga jenis teori motivasi yang ada, yaitu :
Pandangan motivasi dalam organisasi dapat dilihat dari tiga jenis teori motivasi yang ada, yaitu :
1.
Model Tradisional
Tidak lepas dari teori manajemen
ilmiah yang dikemukakan oleh Frederic Winslow Taylor. Model ini mengisyaratkan
bagaimana manajer menentukan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan dengan
sistem pengupahan insentif untuk memacu para pekerja agar memberikan
produktivitas yang tinggi.
Teori produktivitas memandang bahwa tenaga kerja pada umumnya malas dan hanya dapat dimotivasi dengan memberikan penghargaan dalam wujud materi (uang). Pendekatan ini cukup efektif dalam banyak situasi sejalan dengan peningkatan efisiensi. Disini pemutusan hubungan kerja sudah merupakan suatu kebiasaan dan para pekerja akan mencari jaminan daripada hanya kenaikan upah kecil dan sementara.
Teori produktivitas memandang bahwa tenaga kerja pada umumnya malas dan hanya dapat dimotivasi dengan memberikan penghargaan dalam wujud materi (uang). Pendekatan ini cukup efektif dalam banyak situasi sejalan dengan peningkatan efisiensi. Disini pemutusan hubungan kerja sudah merupakan suatu kebiasaan dan para pekerja akan mencari jaminan daripada hanya kenaikan upah kecil dan sementara.
2.
Model hubungan Manusiawi
Elton Mayo dan para peneliti hubungan
manusiawi lainnya menemukan bahwa kontak-kontak sosial karyawan pada
pekerjaannya adalah penting, kebosanan dan tugas yang rutin merupakan pengurang
dari motivasi. Untuk itu para karyawan perlu dimotivasi melalui pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan sosial dan membuat mereka berguna dan penting dalam
organisasi.
Para karyawan diberi kebebasan membuat keputusan sendiri dalam pekerjaannya, untuk para pekerja informal perlu mendapat perhatian yang lebih besar. Lebih banyak informasi disediakan untuk karyawan tentang perhatian manajer dan operasi organisasi.
Para karyawan diberi kebebasan membuat keputusan sendiri dalam pekerjaannya, untuk para pekerja informal perlu mendapat perhatian yang lebih besar. Lebih banyak informasi disediakan untuk karyawan tentang perhatian manajer dan operasi organisasi.
3.
Model Sumber Daya Manusia
Mc Gregor, Maslow, Argyris dan Likert mengkritik model hubungan manusiawi, bahwa seorang bawahan tidak hanya dimotivasi dengan memberikan uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti, dalam arti lebih menyukai pemenuhan kepuasan dari suatu prestasi kerja yang baik, diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk pembuatan keputusan dan pelaksanaan tugas.
Mc Gregor, Maslow, Argyris dan Likert mengkritik model hubungan manusiawi, bahwa seorang bawahan tidak hanya dimotivasi dengan memberikan uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti, dalam arti lebih menyukai pemenuhan kepuasan dari suatu prestasi kerja yang baik, diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk pembuatan keputusan dan pelaksanaan tugas.
SUMBER: http://ariel-bagen-sama-saja.blogspot.co.id/2013/01/pandangan-motivasi-dalam-organisasi.html
l
Tidak ada komentar:
Posting Komentar